29 Desember 2008

Siapa dalang Bakso Tikus?

Trans TV Tolak Beberkan Narasumber Bakso Tikus

Jakarta, 20 Januari 2006 09:08
Presiden Direktur PT Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) Ishadi SK menyatakan bahwa pihaknya tetap menjaga identitas pelaku pembuat bakso tikus. Ia menolak tuntutan para pedagang bakso yang berdemo di depan kantor stasiun televisi tersebut beberapa waktu lalu.

"Kita harus menjaga sumbernya dong. Masalahnya bukan mencari sumbernya, tapi masalah tikusnya," tegas Ishadi kepada Gatra.com, dalam gelar kampanye makan bakso bersama di pelataran parkir Trans TV, Kamis (19/1).

Lebih lanjut Ishadi juga menjelaskan bahwa tudingan adanya rekayasa dalam tayangan yang mengungkap pembuatan bakso dengan bahan mentah tikus mati tersebut adalah suatu hal yang tidak benar. Ia menyatakan bahwa fakta pembuatan bakso tikus itu ada, dan pihaknya hanya sebatas menyiarkan fakta tersebut.

"Sebetulnya soal bakso tikus ini sudah lama, sekitar sepuluh tahun-an mungkin. Dan banyak tukang bakso tahu siapa yang jualan, jadi bukan suatu hal yang baru," ujar Ishadi yang turut menghabiskan semangkok bakso bersama sejumlah anak buahnya.

Walau sebatas hanya menyiarkan fakta, namun Ishadi mengakui sempat terkejut melihat dampak pasca penayangan tersebut yang menyebabkan kerugian bagi para penjaja bakso, sampai kantornya pun ikut didemo. Namun, menurutnya pemicu utama dari kasus ini adalah kasus formalin dan boraks yang tak kalah maraknya dengan bakso tikus. "Itu karena digabung dengan bakso tikus, sehingga dampaknya lebih besar," katanya.

Seruan para penjaja bakso kepada Trans TV saat berdemo beberapa waktu lalu, dengan menuntut stasiun televisi yang bermarkas di kawasan Mampang ini sepertinya tidak semudah itu. Selain telah bersepakat dengan pelaku, Trans TV juga belum diminta oleh aparat kepolisian untuk mengungkapkan identitasnya. Namun, Ishadi menyebutkan bahwa pihak kepolisian sudah memiliki rekaman tayangan tersebut, serta telah mengetahui sejumlah lokasi 'dapur' pembuatan bakso tikus tersebut.

Beberapa minggu pasca penayangan tersebut, stasiun televisi ini memang gencar melakukan upaya untuk memulihkan citra para penjaja bakso di berbagai kota. Kemarin, Trans TV dan belasan penjaja baso gerobak yang menyediakan puluhan ribu butir bakso digaet guna mempromosikan perbaikan citra tersebut dengan acara makan bakso bareng.

Namun, upaya tersebut belum dapat memuaskan sebagian penjaja bakso yang datang tanpa gerobak. Rata-rata dari mereka tidak puas dengan pergelaran acara yang juga mengundang sejumlah artis, karyawan Trans TV, serta Bank Mega ini. Mereka memilih untuk pulang ketimbang mengikuti acara yang menurut mereka tak cukup hanya sebatas makan bakso bareng, namun masalah yang penting adalah pemasukan dari mata pencaharian mereka sebagai penjaja baso kian hari makin merosot. [EL]

dikutip dari sini.

0 comments:

 

blogger templates | Make Money Online